Rabu, 24 November 2010

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pengembangan system dapat berarti menyusun suatu system yang baru untuk menggantikan system yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki system telah ada. System  yang lama perlu diperbaiki atau diganti desebabkan beberapa hal, yaitu :
1.       Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di system yang lama, permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan, pertumbuhan organisasi,
2.       Untuk meraih kesempatan-kesempatan
3.       Adanya instruksi-instruksi (dari  pimpinan atau daru luar organisasi misalnya pemerintah)
Pengembangan system informasi yang berbasis computer dapat merupakan tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu yang lama untuk  menyelesaikannya.
A.      Pengembangan Sistem informasi  : pendekatan Tradisional
Secara naïf kita sering pula beranggapan bahwa membuat system itu mudah karena hanya terdiri dari sekumpulan program saja. Persepsi atau anggapan ini tentu saja keliru karena pembuatan system tidak hanya pada masalah program tapi juga menyangkut pengembangan system itu sendiri. Dan ini umumnya membutuhkan waktu yang sangat lama serta sulit. Paling tidak ada enam masalah dalam pengembangan system informasi, yaitu :
1.       Ukuran dari system informasi itu sendiri
2.       Jumlah dan variasi data juga mempengaruhi kompleksitas teknologi informasi tersebut. Suatu system yang berinteraksi dengan berbagai model database terntu berbeda dengan system yang mengelola satu file tunggal atau satu spreadsheet dimana semua data dimasukan secara manual.
3.       Jumlah dan ragam pengguna system itu mempengaruhi kesulitan dalam mengembangkan system. Jumlah dan ragam pengguna ini termasuk factor geografis, politis, budaya, bahasa dan standar-standar teknis.
4.       Sering kali organisasi tidak paham harus mengembangkan system apa, dan bagaimana system itu dijalankan.
5.       Tipe organisasi mempengaruhi strktur program yang dibuat
6.       Masalah dukungan manajemen baik dari professional system dalam organisasi maupun pihak-pihak yang menggunakan sisten informasi tersebut.
Teknologi bermanfaat jika teknologi tersebut mendukung system aplikasi yakni kombinasi dari perangkat keras, perangkat lunak, data, prosedur, dan orang dalam suatu organisasi.
Pengembangan Sistem Aplikasi : Pendekatan Tradisional
                Pendekatan pengembangan system secara tradisional dimana professional system informasi dalam kelompok sisten tersentralissai atau terdesentralisasi akan mengikuti Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Systems Development  Life Cycle/SDLC). Dalam siklus ini pengembanagn suatu sisitem tidak pernah berakhir, karena system yang digunakan harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Konsep SLDC ini diuraikan terlebih dahulu dengan beberapa pertimbangan sebagai  berikut :
1.       SLDC yang digunakan oleh organisasi system informasi  memberikan pemahaman yang jelas tentang apa saja yang terlibat dalam pengembangan suatu system aplikasi, srta hal-hal mendasar yang memungkinkan sesorang memahami pendekatan pengembangan system yang lain.
2.       Pendekatan tradisional merupakan alternative pilihan bagi strategi system yang lebih luas.
3.       Siklus pengembangan hidup suatu system (SLDC) umumnya melalui beberapa tahap seperti pada table
1.       Tahap Defenisi
·         Analisis Kelayakan
·         Pendefinisian Permintaan/Kebutuhan

2.       Tahap Konstruksi
·         Desain Sistem
·         Pembuatan Sistem
·         Pengujian Sistem

3.       Tahap Implementasi
·         Pemasangan
·         Operasional dan Pemeliharaan


1.       Tahap Defenisi
Pada tahap defenisi pemakai system dan analisis system melakukan analisis berjenjang terhadap operesi yang berjalan saat ini dan system informasi yang digunakan.
Pada langkah analisis kelayakan system, usulan-usulan tentang perbaiakn system ataupun pembuatan system yang baru ditelaah oleh sustu bagian (biasanya bagian system informasi). Ia melakukan studi kelayakan terhadap  system yang ada dan menganalisi usulan system yang baru. Langkah ini umumnya melihat system apa yang harus dijalankan, bagimana data input system baru tersebut diperoleh, dan kecepatan pemprosesan untuk menghasilkan output system itu sendiri.
Langkah penentuan kebutuhan system sangat berpengaruh karena keberhasilan dan ketepatan pengembangan system sangat tergantung pada identifikasi kebutuhan system yang benar. Namun cukup sulit menentukan system baru apa yang harus dijalankan dalam bentuk yang terinci dengan bahasa computer karena banyak system informasi yang tingkat kompleksitasnya tinggi, dengan berbagai fungsi yang berbeda. Langkah ini membutuhkan waktu yang lama dan sulit mengumpulkan system baru yang dibutuhkan organisasi secra rinci.
Karen aproses menentukan system biasanya sulit namun sangat menentukan, analisis system biasanya memiliki sejumlah teknik dan pendekatan tertentu yaitu mengorganisir  proses dan membantu manajer dalam menentukan system apa yang harus dijalankan. Dengan mambantu manajer pengguna, analisis menghasilkan dokumen kebutuhan system yang lengkap yang terdiri dari uraian terinci dari output system tersebut serta proses pengubahan input menjadi output. Dokumen ini juga memasukan evaluasi  yang direvisi menyangkut tentang manfaat dan biaya dari system baru tersebut serta rencana perbaikan untuk tahap pengembangan system berikutnya.
2.       Tahap Konstruksi
Pada langkah desain system, usulan dari seorang manager mendesain system yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Desain system ini mencakup perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengoprasikan system, mendesain isi dan struktur database system dan menentukan program-program pemprosesan system serta menghubungkan antara satu program dengan program lain. Hal lain yang juga penting pada tahap ini adalah dokumen yang menjelaskan rincian system (bias dalam bentuk flowehart atau diagram alir). Dokumen tersebut harus memuat persetujuan manjer dan bagian system informasi. Dalam langka desain ini, perlu pula disertakan prosedur yang berhubungan atau tata cara penggunaan system baru tersebut.
Pada langkah  membuat dan menguji system, membuat program computer dan rancangan terinci dari database dan file yang akan digunakan dalam system tersebut.
Langkah selanjutnya, ahli system informasi menguji program system tersebut hingga lengkap dan dapat dijalankan sempurna.
3.       Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi (penerapan). Manajer perusahaan dan professional system informasi bekerja sama untuk menginstal system baru tersebut, yang biasanya melibatkan konversi data prosedur lama ke yang baru.
Pengelolaan Pengembangan Suatu Sistem
Dilakukan secara :
Tim Proyek
                Tim proyek ini dibentuk untuk kepentingan proyek tersebut dan berakhir jika system tersebut sudah diterapkan. Orang-orang dalam tim proyek ini akan efektif jika ia tahu kebutuhan masing-masing bagian yang diwakilinya.
Manajer Proyek
                Manajer proyek bertanggung jawab atas kesuksesan proyek tersebut. Biasanya tim proyek terdiri dari dua manjer yakni manjer yang bertanggung jawab untuk  aktivitas pemakai dan manejer system informasi yang bertanggung jawab terhadap professional system informasi.
                Pengembangan system dengan pendekatan SLDC ini dapat berhasil jika memperhatikan hal-hal berikut ini :
1.       Define kebutuhan system yang benar. Jika kebutuhan system salah, maka tahap selanjutnya akan salah juga. Kesalahan pada penetuan kebutuhan system akan berakibat pada pemborosan dana, waktu dan tenaga.
2.       Komitmen terhadap proyek. Setiap bagian dalam organisasi harus member komitmen penuh pada tim proyek agar proyek pembuatan system tersebut berjalan sesuai dengan sasaran dan tepat waktu.
3.       Pengelolaan perubahan. Perubahan teknologi, cara berbisnis akan berpengaruh pula pada aplikasi system informasi. Perubahan tersebut tidak ditolak namun dikelola sehingga secara bersamaan perusahaan dapat melakukan perubahan seperlunya.
4.       Ukuran proyek yang dapat dikelola. Akeberhasilan pembuatan system informasi sangat tergantung pada jenis system, ukuran system dan orang-orang yang terlibat didalmnya. Seorang manjer tim proyek harus dapat memperkirakan besaran proyek yang dapat dilaksanakan sekaligus menentukan apakah tim proyek tersebut cukup representative mewakili kebutuhan terhadap system yang baru.
5.       Juara yang efektif. Pengembangan system dengan cara ini membutuhkan waktu yang lama. Orang yang terlibat dalam tim mungkin jugamempunyai tugas utama dipekerjaannya. Untuk itulah diperlukan orang yang secara terus menerus mampu memotivasi anggota tim proyek untuk memiliki komitmen terhadap penyelesaian proyek system.
Keuntungan dan Kelemahan Pendekatan SDLC
                Jika dilakukan dengan baik, maka metodologi SLDC ini memiliki keunggulan-keunggulan, seperti sebagai berikut :
1.       Dengan bantuan para ahli system informasi dan manajer, pendekatan ini biasanya menghasilkan system yang berkualitas tinggi yang bekerja dengan baik, dan dirancang serta dibangun dengan baik, aman dan mudah diawasi, dan mudah dijalankan dan dipelihara untuk periode waktu yang lama.
2.       Dari sudut pandanag manajer, organisasai system informasi menyediakan metodologi pengembangan dan pemahaman bagaimana mengembangkan suatu system, menyediakan dan mengelola analisis system teknologi dan ahli teknis, yang melakukan semua pekerjaan teknis.
Disamping keunggulan, SLDC memiliki kelemahan mendasar seperti sebagai berikut :
1.       Sangat sulit menentukan kebutuhan system yang lengkap dan akurat pada permulaan pengembangan system.
2.       Pengembangan system model ini membutuhkan waktu yang lama
3.       Pengembangan system ini membutuhkan biaya yang besar
4.       Seorang manejer mungkin tidak dapat menentukan bagian yang paling diprioritaskan untuk dikembangkan system informasinya. Walupun dari sudut pandang suatu bagian dalam organisasi perlu dikembangkan suatu system, mungkin dari sudut pandang organisasi belum perlu atau tidak merupakan prioritas utama.           

B.      Pengembangan Sistem Informasi Oleh Pengguna
Pengembanagn system informasi oleh pengguna (sering disebut pula dengan End User Computing) adalah bentuk pengembangan system yang dialkukan oleh oranorang yang tidak sepenuhnya ahli (spesialis) tentang system informasi.
Mereka juga menggunakan bahasa-bahasa computer yang lebih interaktif, bahasa grafis, peralatan computer mikro sehingga mudah mengakses data, membuat laporan  dan mengembangkan system informasi secara menyeluruh tanpa bantuan analisis system informasi ataupun programmer. Yang menjadi tugas pokoknya adalah menjalankan aktivitas serta mengembangkan system yang telah dilakukan sebelumnya oleh departemen system informasi. Pembuatan system informasi oleh pengguna seperti ini merupakan bagian dari desentralisasi pengawasan sumber daya computer yang di miliki oleh organisasi.
Left Arrow Callout: Alat-alat end user computing :
Bahasa Query
Bahasa Grafik
Alat menghasilkan laporan
Bahasa tingkatan tertinggi
Alat-alat komputerEnd-User  Computing umumnya melibatkan pembuatan system yang didesentralisasai. Desentralisasi ini dapat dilengkapi dengan memecah bagian system informasi organisasai pusat menjadi bagian-bagian kecil, kemudian menugaskan ke masing-masing unit, sehingga setiap bagian mempunyai departemen system informasi mini.
Pengembangan end user




Jam atau hari
Manfaat Pengembangan Sistem Bagi Organissai
                Ada beberapa manfaat jika system  informasi dibuat oleh pengguna  system informasi dalam organisasi. Beberapa manfaat tersebut adalah :
1.       Bebas sumberdaya system informasi. Pengembangan system sperti ini tidak membutuhkan sumber daya system informasi. Setidaknya, pengembangan system aplikasi seperti ini mengurangi upaya yang dialkukan oleh para professional system informasi dalam menghasilkan laporan khusus dari data dalam file computer yang ada.
2.       Mengurangi backlog pengembangan system. Pengembangan system seperi ini juga mengurangi backlog system yang menunggu pengembangan, baik dengan memindahkan beberapa proyek, atau dengan meningkatkan kapasitas pengembangan secara efektif oleh bagian system informasi.
3.       Mengurangi jedah waktu. Dengan cara ini, waktu dapat dihemat dibandingkan jika menggunakan pendekatan tradisional.
4.       Sesuai dengan budaya organisasi. Jika bagian dari organisasi yang besar memilki budaya yang berbeda-beda, maka pengembangan system yang sentralisasi sulit untuk menyesuaikan diri.
5.       Mendorong inovasi. Pengembangan system seperti ini akan mendorong inovasi dalam hal penggunaan teknologi informasi dengan mengurangi hambatan birokrasi, kendala sumberdaya, dan hambatan waktu.
Kelemahan Pengembangan Sistem Oleh Pengguna
                Beberapa kelemahan yang mungkin timbul dalam pembuatan system adalah :
1.       Duplikasi dan membuang-buang sumber daya . jika beberapa orang dalam bagian organisasi dapat membuat system yang mereka butuhkan, lalu setiap orang mungkin memutuskan untuk membuat sistemnya sendiri dengan hardware dan software yang sesuai dengan keinginannya. Dalam hal seperti ini, akan terjadi duplikasi dan membuang-buang sumberdaya.
2.       Meningkatkan biaya. Pimpinan puncak dapat kehilangan control dalam hal pengeluaran untuk teknologi informasi.
3.       Kehilangan control terhadap data. Hal ini dapat terjadi ketika setiap orang membuat sistemnya sendiri sementara control terhadap data kurang.
4.       Kualitas system yang rendah. System yang dibuat mungkin kualitasnya relative kurang, karena ketidak tahuan pembuat system akan aspek keamanan data, kerusakan dan backup data.
5.       Biaya kesempatan dari waktu manajer. Karena keasyikan dalam membuat sistenya sendiri, manajer mungkin lupa akan aktivitas utamanya.
6.       Pemeliharaan system. Karena pembuatan system seperti ini umumnya tidak terdokumentasi dan rancangannya  pun tidak seragam, pemeliharaan system mungkin menjadi masalah, terutama jika pengguna meninggalkan organisasi.
7.       Ketidaksesuaian dalam hal mencegah penyebaran data. Jika setiap orang dapat membuat keputusan sendiri-sendiri tentang sisten software, hardware yang dikembangkan, dan bagaimana mereka menggunakan data, maka organisasi dapat terpecah-pecah menjadi banyak bagian system informasi yang tentunya merugikan perusahaan.
Perbandingan pendekatan pengembangan system informasi
Pendekatan
                           Tampilan
                     Keuntungan
                 Kelemahan
SDLC
·         Proses formal tahap  secara berurutan
·         Spesifikasi dan persetujuan yang terbatas
·         Peran pengguna yang terbatas
·         Diperlukan untuk system dan proyek yang kompleks
·         Lambat dan mahal
·         Tidak mendukung perubahan
·         Kertas kerjanya banyak untuk dikelola
prototiping
·         Permintaan yang dikhususkan  dengan system eksperimen
·         Prosesnya cepat, informal dan iterative
·         Pengguna sering berinteraksi dengan protitype
·         Cepat dan relative tidak mahal
·         Bermanfaat  ketika permintaan tidak pasti atau ketika interface pengguna akhir penting
·         Tidak layak untuk system yang berukuran dan kompleks
·         Dapat melewati langkah-langkah dalam analisis, dokumentasi, dan pengujian
Pembelian paket sistem
·         Software komersil mengurangi kebutuhan untuk program software yang dikembangkan secara internal
·         Rancangan, pemprograman, instalasi, dan pengelolaan kerja dikurangi
·         Dapat menghemat waktu dan biaya ketika mengembangkan aplikasi bisnis yang biasa
·         Mengurangi kebutuhan untuk sumber daya informasi internal
·         Mungkin tidak memenuhi kebutuhan yang unik organisasi
·         Mungkin tidak menjalankan fungsi-fungsi perusahaan secara baik
·         Penyeragaman menimbulkan biaya pengembangan
End-User
·         System yang dibuat oleh end user dengan menggunakan alat-alat software generasu keempat
·         Cepat dan informal
·         Peran minimal dari ahli system informasi
·         Pengguna mengontrol pengembangan pengembangan system
·         Menghemat waktu dan biaya pengembangan
·         Mengurangi hambatan aplikasi
·         Dapat mengarah ke pengembangan sistem yang tidak terkontrol
·         System tidak selalu dapat memenuhi standar jaminan kualitas
outsourcing
·         System yang dibuat dan terkadang dioperasikan oleh vendor luar
·         Dapat mengurangi atau mengontrol biaya
·         Dapat menghasilkan system ketika sumber daya internal tidak tersedia atau secara teknis tidak efisien
·         Kehilangan control terhadap fungsi system informasi
·         Ketergantungan pada arahan secara teknis dari pemasok eksternal
   


Pengembangan Sistem Informasi : Pendekatan Alternatif
                Alternative yang dapat dialkukan dalam membuat system ada beberapa macam, diantaranya pada perubahan berikut ini :
a.       Prototyping
Proses prototyping system membutuhkan beberapa pembuat system yang memiliki kecakapan teknis dalam membuat dan memodifikasi system secara cepat dengan dibantu software yang ada. Disamping itu juga dibutuhkan pengguna system yang mau bekerja secara intensif dengan system yang baru dan menentukan system mana yang layak dijalankan untuk organisasi.
Konsep dasar pengembangan system dengan prototyping
Langkah pertama, dimulai dengan identifikasi kebutuhan dasar dari system yang akan dibuat. Biasanya pembuat system bertemu bersama-sama dan menyetujui input dan data yang diperlukan untuk menghasilkan output system informasi.
Langkah kedua, pembuat system dialkaukan dengan membuat prototip system awal yang disesuaikan dengan keinginan dan kesepakatan ketika menentukan kebutuhan dasar system. Dalam hal ini pembuat system harus memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam memilih alat atau software yang digunakan. Tahap ini umumnya memerlukan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada ukuran dan komplelsitas dari sistemnya.
Langkah ketiga, adalah tanggung jawab pengguna. Prngguna bekerja dengan system dan mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki. Ia lalu bertemu dengan pembuat system untuk mendiskusikan perubahan-perubahan, sehingga pengguna menentukan pengembangan dan fungsi system yang dijalankan.
Langkah keempat, adalah pembuat system memodifikasi system untuk memasukkan perubahan yang didinginkan. Agar setiap orang tetap terlibat, kecepatan merupakan hal yang penting. Kadang pembuat system dapat duduk bersama-sama dengan pengguna dan membuat beberapa perubahan. Kemudian, pengguna ditanyai kembali untuk mencoba system dan menyarankan perubahan. Langkag ketiga dan keempat diulang berkali-kali hingga pengguna puas dengan system yang sudah dibuat.
Pengembangan system dengan prototyping











                        pengguna puas




+



Prototyping Sebagai Metodoligi Pengembangan
                Jika pembuat system merasa belum yakin tentang prototip system yang telah dibuat, atau dalam jangka panjang system tersebut tidak cocok, maka diperlukan proses lanjutan.
                Setelah langkah keempat, maka pada langkah kelima prototip akhir dievaluasi dan ditentukan kekurangannya kalau dalam konteks fungsi dan aktivitas organisasai. Lalu langkah keenam, pembuat system membuat perubahan yang diperlukan, kemudian memasukkan elemen-elemen pengawasan, menyediakan back up system, memperbaiki efisien operasional, dan mengintegrasikan prototip dengan system yang menyediakan data. Pada tahap terakhir, “instalasi, dijalankan, dan dipelihara system tersebut” menunjukan pemeliharaan system menjadi langkah evolusi dalam proses pengembangan system.









Langkah 4
Revisi dan perbaiki prototype tersebut

 
                    pengguna puas


















Keuntungan dan kelemahan pengembangan evolusioner/prototyping
1.       Pengembangan bermanfaat ketika terjadi ketidakpastian tentang persyaratan/keinginan, pemecahan rancangan atau desain system
2.       Prototyping bermanfaat untuk rancangan end user interface dari suatu system informasi
3.       Prototyping mengurangi biaya pengembangan yang berlebihan
4.       Pengguna bias mendapatkan gambaran desain system yang sesungguhnya
5.       Pengembangan system lebih cepat jika dibandingkan demgam konsep SDLC
Disamping keunggulan, ada beberapa kelemahan mendasar dari konsep prototyping ini, yaitu :
1.       Prototyping yang cepat sering kali mengabaikan langkah-langkah pengembangan system yang seharusnya dilalui
2.       Jika prototyping berjalan dengan baik, manajemen mungkin menganggap system yang ada tidak perlu dirancang ulang ataupun deprogram ulang.
3.       System prototype masih perlu didokumentasi dan diuji, namun tahap ini sering diabaikan
4.       Diperlukan inventasi tambahan untuk software, pengelolaan data, dan pelatihan untuk pengguna system tersebut.
Pembelian paket software aplikasi
                Pada banyak organisasi cara yang mudah untuk memperoleh system aplikasi adalah dengan cara membeli softwarenya. Kini juga sudah mulai banyak perusahaan-perusahaan kecil yang membeli system informasi disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat membuatnya sendiri atau terlalu besar inventasi yang dikeluarkan.
                Ada beberapa manfaat jika perusahaan membeli paket system aplikasi :
1.       Paket software tersebut biasanya sangat menarik dari sudut niali ekonomisnya
2.       Pembelian paket software mengurangi penundaan pembuatan system jika dilakukan dengan cara tradidional
3.       Kualitas paket aplikasi secara substansi lebih baik dari pada system yang dibuat. Hal ini disebabkan karena penjual system mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembangkan system tersebut. Disamping itu paket system tersebut umumnya sudah teruji pada beberapa kondisi.
4.       Dokumentasi system juga lebih baik dari pada menggunakan pendekatan tradisional.
Namun jika perusahaan membeli paket software, maka ada beberapa kelemahan yang mungkin timbul :
1.       Sangat besar kemungkinan terjadi perbedaan antara kebutuhan perusahaan dan kemampuan dari paket software yang kita beli.
2.       Perusahaan mungkin menjadi sangat tergantung pada pemasok system termasuk dalam hal dukungan dan pemeliharaan sistemnya.
3.       Karena organisasi relative belum akrab dengan system tersebut dan perlu mengubah operasi perusahaan agar sesuai dengan system, maka akan jadi sulit untuk menginstal system yang sudah dibeli dan mengintegrasikannya ke operasional perusahaan.
Salah satu masalah utama dalam pembelian system adalah harus adanya pemahaman tentang kebutuhan perusahaan dan kemampuan dari paket system yang akan dibeli.
Outsourcing : pengembangan system informasi
                Perusahaan sering kali lebih suka membeli, dari pada membuat atau membangun system informasi dengan maksud mengontrol biaya, risiko, atau jumlah pegawai pada departemen system informasi. Jika perusahaan mengalami kesulitan dalam pemilihan paket software system informasi, perusahaan mungkin saja memilih untuk membeli jasa pengembangan software dari sumber/pihak luar (outsorcing)
                Industry outsoucing ini pada era 90an ini telah berkembang menjadi industry yang sangat prosfektif dimana omset setiap setiap tahunnya saja mencapai US$ 240 milyar per tahun.
                Banyak perusahaan telah memperkecil struktur organisasinya dimana mereka tidak perlu staf system informasi terlalu besar untuk menjalankan proyek pengembangan. Bebrapa perusahaan telah menemukan bahwa personel teknis system informasi kurang memiliki kemampuan dalam membangun system dengan teknologi terbaru, seperti client/server.
                Pada umumnya, organisasi cenderung memiliki kepercayaan yang lebih besar dalam hal kemampuan untuk memilih paket dari pada kemampuannya untuk memilih pemasok luar jasa pengembangan system.
Mengelola outsourcing system informasi
                Outsourcing menurut Chaudhuri, Nam and Rao adalah proses pengkontrakan berbagai sub fungsi dari suatu system, seperti pemasukan data, program, manajemen fasilitas, integrasi system, operasional pendukung pemeliharaan, pelayaan dan perbaikan kembali karena adanya kerusakan, pengelolaan pusat data, dan telekomunikasi oleh perusahaan pengguna ke pemasok . salah satu factor penting dalam outsourcing ini adalah adanya perintah untuk melaksanakan persetujuan kontrak dan prosedur tawar menawar antara pengguna dan pemasok system.  


Korelasi antara pengembangan sistem informasi dengan dakwah
  1. 1.       Mempermudah dai sebagai penyedia sistem untuk menyampaiakn materi materi kepada user(mad’u)
  2. 2.       Mempermudah user (mad’u) untuk mengambil data data yang dibutuhkan dari dai (penyedia)
  3. 3.       Tidak terbatas ruang dan waktu (internet)




DAFTAR PUSTAKA
  • Muhammad Fakhri Husein, SE dan Amin Wibawa, SE, MBA. Sistem Informasi Manajemen. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta : 2000
  • www.davisbrow.blogspot.com 
  •  
  • KELOMPOK 4
    ANNISA FARIDA DAN DANI FIRMANSYAH
    SISTEM INFORMASI DAKWAH 
    PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI    







    Baca Selengkapnya →